Tapsel, StartNews – Harapan puluhan warga Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) untuk memiliki rumah layak huni akhirnya terwujud. Sebanyak 50 warga resmi menerima bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) tahun anggaran 2025 dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Program ini menyasar Kecamatan Marancar dan Kecamatan Sipirok.
Program ini juga sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah. Momentum penyerahan bantuan ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan rumah di Desa Tanjung Dolok, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapsel, Selasa (5/11/2025).
Bupati Tapsel H. Gus Irawan Pasaribu yang diberi kehormatan ikut meletakkan batu pertama mengungkapkan, pelaksanaan pembangunan di daerah kini menghadapi tantangan berat akibat adanya kebijakan pemotongan transfer anggaran dari pemerintah pusat.
“Tahun depan (Tapsel) dipotong lagi sebesar Rp 254 miliar. Berat memang, tapi ya sudah, karena niat ikhlas membangun. Jadi, program bantuan stimulan perumahan swadaya, kita doakan bersama kiranya bisa terus berlanjut,” ujar Gus Irawan, yang disambut doa dan dukungan masyarakat setempat.
Meski demikian, Bupati optimis geliat ekonomi masyarakat tetap dapat bergerak melalui program strategis nasional makan bergizi gratis (MBG) yang digagas Presiden RI, Prabowo Subianto. Menurutnya, program tersebut akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Tapsel.
“Tahun depan dari pusat kita dipotong Rp 254 miliar. Tapi sesungguhnya dari APBN akan mendarat di bumi Tapanuli Selatan untuk makan bergizi gratis (MBG) saja sudah lebih Rp 400 miliar,” katanya.
Gus Irawan menjelaskan, program MBG diperuntukkan bagi anak-anak dan ibu hamil guna memenuhi kebutuhan gizi dan menurunkan angka stunting. Selain itu, Bupati juga menyampaikan perkembangan program nasional lainnya yang kini berjalan di daerah, yaitu Sekolah Rakyat.
“Tapsel juga alhamdulillah, mungkin kita satu-satunya kabupaten di Sumatera Utara yang mendapat Sekolah Rakyat. Jalan lah ini. Siswanya sudah ada 100 orang terdiri dari 50 tingkatan SD dan 50 SMP. Mereka ini diasramakan dan anggarannya dari pusat,” terang Gus Irawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Tapsel, Martua Raja Sulaiman Harahap, menjelaskan bahwa, penerima BSPS 2025 tersebar di 5 desa dari 2 kecamatan.
Masing-masing di Kecamatan Marancar yakni, Desa Huraba sebanyak 10 penerima bantuan, Desa Simaninggir sebanyak 10 penerima bantuan, Desa Marancar Julu ada 10 penerima bantuan, dan Desa Tanjung Dolok terdapat 10 penerima bantuan.
“Kemudian, di Kecamatan Sipirok, Desa Paran Padang sebanyak 10 penerima bantuan,” tuturnya.
Dukungan terhadap keberlanjutan program ini juga datang dari Ketua Fraksi Gerindra DPRD Tapsel, Rocky AP Gultom. Ia menyebut, program BSPS menjadi kebanggaan tersendiri, terutama bagi masyarakat di daerah pemilihannya (Dapil V) yang meliputi Marancar, Batang Toru, dan Muara Batang Toru.
“Sebab belum tentu program seperti ini, didapatkan kecamatan lain. Dan hari ini, dapat (dibedah) 40 (rumah) di Marancar yaitu, Desa Tanjung, Simaninggir, Marancar Julu, dan Huraba,” katanya.
Rocky menilai, keberlanjutan program bedah rumah ini tak lepas dari peran Bapak Pembangunan Tapsel, Syahrul M Pasaribu, yang sejak 2018 telah menginisiasi program tersebut dan kini diteruskan oleh Bupati Gus Irawan.
Meski pemerintah pusat saat ini tengah melakukan efisiensi anggaran, namun Bupati dan Bapak Pembangunan masih bisa mengupayakan program bedah rumah di Tapsel. Maka baginya, ini perlu disyukuri bersama karena merupakan hak dasar manusia yaitu papan atau rumah.
Ia menambahkan, Fraksi Gerindra DPRD Tapsel akan terus mendorong Kementerian PKP agar pada tahun anggaran berikutnya, bantuan serupa dapat kembali diberikan, khususnya di Dapil Marancar, Batang Toru, dan Muara Batang Toru.
“Kami juga sudah melakukan pendataan, untuk tahun anggaran 2026 ada 100 unit bantuan bedah rumah dari Kementerian PKP melalui Partai Gerindra,” tandasnya.
Sebagai informasi, BSPS merupakan program pemerintah pusat untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah memperbaiki atau membangun rumah tidak layak huni menjadi layak huni.
Bantuan ini diberikan dalam bentuk bahan bangunan dan upah tukang, bukan uang tunai, dan dilaksanakan secara swadaya serta gotong royong oleh masyarakat. Tampak hadir, Tokoh Masyarakat Sumut Syahrul M Pasaribu, para Kepala Desa, dan masyarakat lainnya.
Reporter: Lily Lubis





Discussion about this post