Ulupungkut, StartNews – Selama beberapa hari, keheningan yang mencekam menyelimuti Desa Simpang Pining, Kecamatan Ulupungkut, Mandailing Natal (Madina). Bukan karena tak ada aktivitas, melainkan karena desa ini terputus dari dunia luar. Material longsor menimbun badan jalan. Sementara akses utama di Desa Patahajang amblas. Alat berat tak berdaya untuk menembus isolasi.
Namun, harapan itu akhirnya terbuka kembali. Dua hari lalu, suara mesin alat berat berhasil menyingkirkan material tanah yang menutup akses. Jalan yang kembali terbuka membawa serta kunjungan Madina H. Saipullah Nasution, Kamis (11/12/2025).
Kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Bagi Saipullah, ini momen untuk melihat langsung “luka” yang ditinggalkan bencana di desa ini.
“Baru dua hari ini terbuka aksesnya menuju Desa Simpang Pining, dan kedatangan kami melihat kerusakan infrastruktur terdampak bencana,” ujar Saipullah saat meninjau lokasi.

Saat akses terbuka, pemandangan memilukan tersaji di depan mata. Saipullah mendapati fakta bahwa bencana tidak hanya menutup jalan, tetapi juga merenggut sumber penghidupan warga.
Sekitar 20 hektare tanaman padi hanyut terbawa arus, menyisakan lumpur di lahan yang seharusnya sebentar lagi panen. Tak hanya itu, dua titik jalan amblas, tiga titik longsor menganga, dan irigasi hancur. Tempat ibadah pun tak luput dari amuk alam. Dua musala dilaporkan mengalami kerusakan parah.
Menyadari urgensi ini, Saipullah memastikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) segera bergerak. Pembangunan bronjong menjadi solusi cepat yang dipilih.
“Ada kucuran dana dari gubernur (Sumatera Utara) meskipun tidak banyak, dapat nanti digunakan untuk membeli bronjong sebagai pengamanan lebih dini,” katanya. Langkah ini diambil agar denyut nadi ekonomi dan aktivitas warga tidak lagi terhenti.
Perjalanan bupati tak berhenti di Ulupungkut. Rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Pastap Julu di Kecamatan Tambangan. Di sana, cerita serupa terulang. Jalan amblas dan longsor menjadi pemandangan yang mendominasi.
Bencana kali ini memang memukul banyak titik di Bumi Gordang Sambilan ini. Namun, Saipullah menegaskan pemerintah tidak tinggal diam. Inventarisasi kerusakan terus dilakukan secara menyeluruh.
“Kami sudah melakukan inventarisasi kerusakan dan menjadikannya satu, yaitu kerusakan di Madina,” ungkapnya.
Kini, harapan besar digantungkan ke pemerintah pusat. Saipullah menyebutkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tengah memverifikasi data kerusakan tersebut. Tujuannya, mengajukan dana khusus penanganan bencana langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.
Bagi warga Simpang Pining dan desa-desa terdampak lainnya, terbukanya jalan adalah awal. Namun, perbaikan sesungguhnya seperti pemulihan sawah, rumah ibadah, dan infrastruktur, merupakan babak perjuangan berikutnya yang kini tengah diperjuangkan pemerintah daerah.
Reporter: Sir





Discussion about this post