Medan, StartNews – Masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara (Sumut) direkomendasikan untuk diperpanjang selama dua pekan kedepan. Keputusan ini diambil setelah Rapat Evaluasi Penanganan Bencana menyimpulkan bahwa 18 kabupaten/kota di wilayah tersebut masih belum berada dalam kondisi aman.
Ketua Harian Posko Darurat Bencana Sumut Basarin Yunus Tanjung menyatakan perpanjangan status ini krusial untuk menyempurnakan dan mempercepat tindakan tanggap darurat di daerah yang terdampak.
“Kita merekomendasikan untuk memperpanjang status darurat bencana di beberapa kabupaten selama dua minggu ke depan. Dari rapat evaluasi, masih ada 18 kabupaten/kota yang belum menyatakan daerahnya aman dari ancaman bencana ini,” ujar Basarin di Posko Darurat Bencana Sumut, Jalan AH Nasution, Medan, Rabu (10/12/2025).
Basarin menjelaskan, beberapa wilayah memerlukan perhatian serius, termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), dimana curah hujan masih tinggi seperti di Desa Garoga, yang menuntut kelanjutan langkah tanggap darurat.
Daerah lain yang direkomendasikan perpanjangan status tanggap darurat bencana, antara lain Tapanuli Tengah (Tapteng), Sibolga, dan Langkat.
Selain perpanjangan masa darurat, rapat evaluasi juga fokus pada kesiapan logistik untuk mengantisipasi prakiraan cuaca ekstrem.
“Kami mempersiapkan langkah distribusi logistik, baik dari posko di provinsi hingga kabupaten, untuk menghadapi prakiraan curah hujan yang cukup tinggi antara tanggal 8 hingga 15 Desember 2025,” tambah Basarin.
Prioritas utama penanganan saat ini meliputi percepatan penanganan pengungsi dan pemulihan wilayah. Hal ini mencakup pemulihan fasilitas yang belum normal, pelayanan kesehatan, serta memastikan kelancaran proses belajar mengajar.
Pemulihan jaringan penting seperti listrik, air bersih, dan kelancaran distribusi logistik terus diupayakan. Basarin juga mencatat bahwa akses menuju beberapa desa terdampak masih terbatas dan hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki.
Reporter: Sir





Discussion about this post