Panyabungan, StArtNews-Lima orang meninggal dikarenakan menghirup gas beracun yang diduga berasal dari pembukaan sumur baru perusahaan panas bumi PT SMPG di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) pada Senin siang (25/1) .
Selain korban meninggal, sedikitnya 27 orang lainnya dirawat di rumah sakit umum Panyabungan dengan gejala sesak napas.
Terkait hal ini, Kapolres Madina AKBP Horas Tua Silalahi mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan soal penyebab meninggalnya kelima warga tersebut.
“Kita belum bisa pastikan, tapi dugaan sementara karena menghirup gas beracun. Kita masih fokus pada penyelamatan warga, kita tidak ingin korban bertambah. Saat ini yang meninggal 4 orang (di RSUD Panyabungan) dan 27 orang sedang dalam perawatan, ada juga 1 orang anggota (Polisi) yang jadi korban mengalami sesak napas. Semua korban sudah dirawat,” katanya.
Terpisah, Ketua DPRD Madina Erwin Efendi Lubis menyampaikan kejadian ini merupakan suatu musibah yang tidak diinginkan semua orang. Dengan tegas Erwin mengatakan perusahaan harus bertanggung jawab atas peristiwa yang menewaskan warga Desa Sibanggor Julu itu.
“Pertama yang perlu kami sampaikan bahwa peristiwa ini adalah musibah yang tidak pernah kita inginkan terjadi, dan perusahaan kami minta bertanggung jawab atas apa yang terjadi,” ujarnya.
Ketua DPRD juga meminta dan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan provokasi dan tindakan anarkis serta menahan diri.
“Kepada semua lapisan masyarakat kami juga mengimbau jangan ada provokasi dan melakukan tindakan anarkis yang pada akhirnya menimbulkan masalah baru. Kita harus melihat secara objektif, kami minta semua menahan diri, dan mari kita doakan agar korban tidak bertambah. Permasalahan ini harus kita selesaikan dan sama-sama kita carikan solusi,” kata Erwin Efendi Lubis.
Data dari Kadis Kesehatan Madina ada 5 orang yang meninggal dunia akibat kejadian itu, yakni Suratmi (46), Kaila Zahra (5), Yusniar (3), dan Dahni (45) serta Sahrani (15) yang semuanya adalah warga Desa Sibanggor Julu.
Reporter: Putra Saima
Editor: Hanapi Lubis
