Panyabungan, StartNews – Selain berkumpul bersama keluarga, menikmati libur akhir pekan tidak lengkap rasanya tanpa camilan dan panganan ringan. Inilah yang kerap dilakukan kaum ibu di Mandailing Natal (Madina).
Saat berkumpul, kaum umak-umak (ibu-ibu) biasanya meramu buah dan aneka bumbu untuk dibuat rujak rabar khas Mandailing.
Tradisi berkumpul untuk menjalin silaturahim antar-tetangga ini biasanya selalu diwarnai dengan makanan. Seperti kaum ibu di Banjar Sehat, Lingkungan VI, Kelurahan Panyabungan II, Kabupaten Madina. Mereka mengolah aneka buah dengan bumbu pedas. Makanan ini disebut rujak rabar.
Sepintas rujak ini tampak sama dengan rujak yang dijajakam para pedagang. Namun, racikan rujak rabar yang diwariskan secara turun- temurun ini punya ciri khas tersendiri.
“Rujak rabar rasa pedas manis ini dipadu dengan buah pisang siolot,” kata Nur kepada StartNews, Sabtu (11/3/2023).
Segarnya buah pisang muda yang kelat ini dipadu dengan manisnya gula aren dengan campuran kacang dan cabai rawit yang pedas, membuat citarasa rujak rabar ini berbeda dengan rujak lainnya.
Konon pisang siolot ini juga berkhasiat meredam rasa cabai rawit yang pedas. Sehingga, perut pecinta rujak rabar ini tetap aman alias tidak sakit. Pedas bercampur manis rasa rujak rabar membuat lidah terus bergoyang.
Rujak rabar merupakan makanan khas yang diwariskan leluhur dan masih lestari hingga generasi saat ini. Kalau ingin menikmati rujak rabar dan sulit menemukan pedagang yang menjajakannya, maka carilah umak-umak yang sedang berkumpul. Hampir dapat dipastikan mereka sedang meramu rujak rabar dan akan menikmatinya bersama-sama.
Reporter: Agus Hasibuan