Panyabungan, StartNews – Prof. Dr. Muhammad Yusuf, alumni SMAN 1 Panyabungan, membedah buku Gerak Brown di SMA yang berlangsung di SMAN 1 Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu (16/6/2024).
Acara itu bagaian dari rangkaian Munas III, reuni akbar, dan qurban Pasmada (Parsadaan Alumni SMAN Satu) Panyabungan yang berlangsung hingga Senin (17/6/2024).
Para siswa SMA Negeri 1 Panyabungan tampak antusias mengikuti bedah buku yang menampilkan pembicara dari akademisi Universitas Negeri Medan (Unimed) Medan ini.
Prof. Yusuf merasa terpanggil untuk menyusun buku yang berjudul Gerak Brown di SMA. Saat kegiatan Munas III Pasmada dan Reuni Akbar di SMAN 1 Panyabungan, dia membedah buku bersama siswa pada Minggu (16/6/2024). Selain itu, buku tersebut juga dibagikan ke perpustakaan SMA, guru, dan para alumni SMA.
Buku tersebut berisi tentang kisah penulis saat bersekolah di SMAN 1 Panyabungan. Tujuannya, memberi jalan kepada para siswa yang sedang menimba ilmu agar sukses masuk perguruan tinggi negeri (PTN) walaupun dengan keterbatasan fasilitas yang ada.
“Intinya, jangan mengeluh, tapi berusahalah agar selalu menjadi lebih baik,” kata Prof. Yusuf.
Ada beberapa substansi yang disajikan dalam buku itu. Di antaranya, cara meningkatkan disiplin dan motivasi siswa dalam belajar melalui budaya Kaizen. Kemudian, dampak proses perubahan secara bertahap, sehingga mendapatkan prestasi di sekolah.
“Selain itu, perjuangan agar diterima di PTN tidaklah mudah. Banyak lika-liku yang harus dihadapi seperti gerak brown. Jika semuanya berlangsung secara linear, tentulah mudah. Oleh karena itu, perlu upaya yang dilakukan agar tidak menyerah terhadap keadaan,” paparnya.
Saat bedah buku, siswa tampak antusias mendengarkan penjelasan Prof. Yusuf. Ada delapan siswa yang mengajukan pertanyaan yang mengejutkan saat sesi dialog. Misalnya, bagaimana agar siswa selalu konsisten dalam belajar? Selain itu, bagaimana menentukan passion dalam memilih jurusan.
Semua pertanyaan siswa itu dijawab secara rinci oleh Prof. Yusuf. Sesi dialog terpaksa ditutup walaupun masih banyak yang ingin mengajukan pertanyaan, karena jadwal yang padat.
Reporter: Romi Hidayat