Panyabungan, StartNews – Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Mandailing Natal (Madina) Zubaidah Nasution menilai kaum perempuan sampai saat ini masih kerap menjadi korban pelecehan seksual meskipun sering disebut sebagai ras terkuat di dunia.
Zubaidah menyampaikan hal itu untuk menjawab pertanyaan terkait perempuan disebut ras terkuat, tetapi faktanya masih sering jadi korban pelecehan seksual yang dilontarkan anggota Kohati pada acara HUT ke-59 Korps HMI-Wati (Kohati) di Mitra Tani, Panyabungan, Minggu (5/10/2025).
Zubaidah mengatakan sebutan ‘ras terkuat’ kepada perempuan mengisyaratkan perempuan memiliki ketahanan dan kekuatan yang luar biasa. Namun, kata dia, dalam banyak kenyataan, perempuan masih sering menjadi korban pelecehan seksual.
Statistik mencerminkan situasi yang memprihatinkan ini. Menurut laporan terbaru, satu dari tiga perempuan di Indonesia pernah mengalami pelecehan seksual dalam berbagai bentuk. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun perempuan sering dianggap kuat, realitas yang mereka hadapi tidak mencerminkan posisi tersebut.
“Pelecehan seksual terhadap perempuan menunjukkan adanya ketidakberdayaan yang dihadapi, di mana penegakan hukum belum berpihak pada korban pelecehan seksual,” kata Srikandi Golkar Madina ini.
Berdasarkan pengalamannya, Zubaidah melihat masih banyak keluarga korban pelecehan seksual yang menutup informasi mengenai kasus yang mereka hadapi karena rasa malu atau stigmatisasi. Hal ini mengakibatkan banyak perempuan yang tidak melaporkan tindakan pelecehan yang mereka alami.
“Persepsi masyarakat tentang perempuan sebagai ‘ras terkuat’ tidak hanya menempatkan beban mental pada mereka untuk selalu tampil kuat, tetapi juga mengabaikan tantangan nyata yang mereka hadapi setiap hari,” bebernya.
Sejatinya, menurut Zubaidah, proteksi terhadap perempuan tidak bergantung pada persepsi kekuatan yang ada, melainkan pada penguatan pendidikan nilai-nilai agama dan budaya kepada perempuan sejak masa anak-anak. Pendidikan ini penting untuk membangun kesadaran betapa pentingnya menghormati perempuan agar terhindar dari pelecehan seksual.
Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Madina ini menilai pelecehan seksual terhadap perempuan merupakan isu yang kompleks. Itu sebabnya, dia mengatakan pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan komunitas lokal punya peran penting dalam mencegah dan menangani kasus pelecehan seksual terhadap perempuan.
“Perlu ada kampanye untuk membangkitkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang dampak pelecehan seksual. Melalui kampanye ini, diharapkan masyarakat lebih peka terhadap perilaku yang bisa menjadi pemicu tindakan pelecehan, serta lebih berani untuk melaporkan kasus yang terjadi,” papar alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta ini.
Dalam konteks ini, Zubaidah menilai perlu adanya peningkatan perlindungan bagi perempuan melalui berbagai program. Selain itu, kata dia, memastikan penegakan hukum tidak berpihak pada pelaku.
“Keluarga korban pelecehan seksual diharapkan lebih berani melapor ke pihak berwajib dan instansi terkait, sehingga mereka dapat mengatasi trauma dan mendapatkan perlindungan yang layak,” pungkasnya.
Reporter: Sir
Discussion about this post