Medan, StartNews – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah berharap penurunan angka stunting di Sumut mencapai 14 persen pada tahun 2024. Untuk itu, Wagub meminta seluruh Satuan Tugas (Satgas) Stunting bekerja sepenuh hati.
Ijeck, sapaan Musa Rajekshah, menyampaikan hal itu dalam acara bertajuk ‘Temu Kerja Satgas Stunting Tingkat Provinsi Sumut Tahun 2022’ di Hotel Radison Medan, Kamis (19/5/2022). Ijeck mengingatkan Satgas Stunting untuk mengikuti dan memahami semua isi pembekalan yang diberikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“Harapan kita dengan kehadiran bapak ibu di sini bagaimana pemahaman stunting ini bisa sampai ke masyarakat. Kadang di kota saja tak tahu apa itu stunting, apalagi di daerah-daerah. Harapan kami, bapak-ibu bekerjalah dengan sepenuh hati, karena kerjaan ini akan dicatat di akhirat, karena menolong nyawa, menolong masa depan saudara, generasi kita. Semoga target kita penurunan angka stunting di Sumut mencapai 14 persen di tahun 2024 bisa tercapai,” ujarnya.
Ijeck menambahkan, tugas terpenting Satgas Stunting adalah memberi pemahaman terkait stunting dan intervensi mencakup aspek penyiapan kehidupan berkeluarga.
“Semua bermula dari keluarga, penting untuk orang yang mau menikah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar,” ujar Ijeck.
Dia berharap target tahun 2024 penurunan angka stunting sampai 14 persen bisa tercapai. “Saat ini untuk keseluruhan stunting di Sumut di angka 25 persen dan masih di bawah angka nasional. Butuh kerja keras kita bersama-sama. Program ini sudah ada, rencana kerja juga ada, tinggal pelaksanaan, tinggal bantuan bapak-ibu untuk serius memonitor ini,” tuturnya.
Sementara Kepala Kantor BKKBN Sumut Mhd Irzal meminta pemerintah daerah mampu memprioritaskan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan cakupan pelayanan kepada kelompok sasaran percepatan penurunan stunting.
“Di antaranya remaja, calon pengantin atau calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0 hingga 59 bulan,” katanya.
Untuk itu, kata dia, penurunan stunting membutuhkan pendekatan intervensi yang komprehensif. “Intervensi ini mencakup aspek penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta peningkatan akses air minum serta sanitasi,” katanya.
Reporter: Rls/Sir