Palas, StartNews – Sepekan menjelang tahun 2023 berakhir, ada sembilan bangunan jembatan yang rusak diterjang arus sungai yangderas di Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumatera Utara. Empat 4 di antaranya jembatan gantung dan lima jembatan konstruksi dengan bagunan permanen beton dan baja.
Jembatan yang rusak akibat bencana alam itu, antara lain, jembatan gantung di Desa Tanjung Morang, jembatan gantung di Desa Gunung Manaon, jembatan gantung di Gunung Matinggi, Kecamatan Huristak, dan jembatan gantung di Desa Sabarimba, Kecamatan Barumun Baru.
Selain itu, jembatan beton di Desa Batang Bulubaru, Kecamatan Barumun Selatan, jembatan beton di Desa Tanjung Botung, Kecamatan Barumun, dan jembatan beton di Desa Tanjung Morang, Kecamatan Huristak.
Kemudian, jembatan di jalan lintas Provinsi Sumatera Utara menuju PTPN IV, sekitar Desa Lubuk Bunut, Kecamatan Hutaraja Tinggi, dan jembatan di jalan lintas provinsi Sibuhuan – Sosa, Desa Bulu Sonik, Kecamatan Barumun.
“Untuk kerugian keseluruhan kerusakan jembatan akibat bencana alam itu, khususnya aset Pemkab Palas, belum dapat kami taksasikan,” kata Sekretaris BPBD Palas H. Irsan Soleh Lubis, Senin (1/1/2023), dikutip dari antaranews.com, Selasa (2/1/2024).
Menurut dia, saat ini Pemkab Palas fokus pada penangangan bajir rumah-rumah warga dan korban. Juga normalisasi sungai jika memungkinkan, serta pembuatan jembatan alternatif di setiap lokasi jembatan yang rusak oleh Dinas PU Palas agar tidak mengganggu aktivitas warga.
Akibat tingginya intensitas curah hujan di wilayah Kabupaten Palas beberapa hari lalu, kata Irsan, sebanyak 500 unit rumah warga di berbagai desa dan lingkungan kelurahan di 12 kecamatan terendam banjir. Ketinggian banjir bervariasi antara 20 senitimeter hingga 1 meter.
Saat ini, ebagian besar luapan air yang menggenangi rumah-rumah warga sudah surut. Meski demikian, Irsan mengimbau warga tetap waspada saat situasi musim penghujan seperti saat ini.
“Mari doakan agar bencana alam banjir di Palas segera berakhir. Kepada seluruh warga, hindari titik rawan banjir dan longsor untuk keselamatan dan kenyamanan bersama. Segera informasikan apabila ada potensi terjadi bencana alam banjir dan longsor di lingkungan sekitar masing-masing kepada kami agar segera diantisipasi bersama,” paparnya.
Sementara Kordinator Observasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas IV Aeg Godang M. Fahmi Rangkuti mengatakan curah hujan ringan, sedang, hingga lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Tapanuli bagian selatan (Tabagsel), termasuk wilayah Kabupaten Palas, pada januari 2024.
“Curah hujan itu baru akan mulai berkurang pada bulan Februari 2024,” katanya.
Reporter: Sir/Ant