Medan, StartNews – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menyiapkan tim reaksi cepat multisektor yang didukung oleh beberapa stakeholder terkait untuk menghadapi kondisi cuaca dengan intensitas hujan yang tinggi serta potensi bencana di Sumut.
“Tim reaksi cepat ini tugasnya, di antaranya respons cepat penanganan darurat, respon cepat penanganan wabah malaria dan DBD termasuk di Nias Selatan, dukungan pencarian dan penyelamatan bencana serta bantuan lainnya,” kata Penjabat Gubernur Sumut Agus Fatoni pada rapat koordinasi penanganan bencana hidrometeorologi di Aula BPSDM Sumut, Medan, Selasa (3/12/2024).
Tim reaksi cepat tersebut nantinya siap melakukan penanganan bencana secara cepat. Hal ini mengingat sebagian wilayah Indonesia, khususnya Sumut, sedang masuk puncak musim hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Bahkan di beberapa daerah, curah hujan termasuk kategori di atas normal, sehingga bencana pun terjadi.
“Di beberapa daerah terjadi bencana, dampaknya ada korban jiwa, luka, dan orang hilang. Sebagian masyarakat mengungsi, begitu juga infrastruktur, fasilitas publik, dan sektor perekonomian pun terdampak,” kata Fatoni.
Fatoni mengatakan saat ini beberapa daerah yang terdampak bencana sudah berangsur pulih. Dia juga menegaskan hingga saat ini, Pemprov Sumut belum menetapkan status kebencanaan di provinsi. Hal itu disebabkan di sebagian wilayah Sumut sudah mengalami perbaikan dan pengurangan bencana.
Melalui kesempatan ini, Fatoni mengajak seluruh stakeholder di Sumut terus bergandengan tangan dalam mitigasi maupun penanganan bencana. Menurut dia, penanganan bencana merupakan tanggung jawab bersama.
Sementara Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian mengatakan potensi hujan dengan curah yang tinggi pada November dan Desember patut diwaspadai. Pada bulan tersebut kejadian bencana paling banyak terjadi berdasarkan histori kejadian selama 10 tahun terakhir.
Sumut menjadi provinsi kelima terbanyak dengan angka kejadian 258 kali dalam 10 tahun terakhir. Sementara pada peringkat pertama diduduki oleh Jawa Tengah dengan 1.392 kali kejadian. Jumlah kejadian bencana yang paling banyak terjadi di Indonesia, khususnya Sumut, adalah banjir.
Selain itu, melalui Rustian, Kepala BNPB Suharyanto juga menyampaikan beberapa arahan, di antaranya kabupaten/kota dengan historis bencana tinggi di tiap provinsi bisa menetapkan status siaga darurat dengan prediksi cuaca ekstrem dari BMKG. Kemudian melakukan penetapan status siaga darurat sesuai prosedur dan melakukan langkah sesuai rencana kontijensi.
“Selanjutnya, rencana operasi mengikuti karakteristik dan historis kejadian bencana di masing daerah, daerah yang sudah mengalami bencana segera menetapkan status tanggap darurat dan melakukan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak,” sebut Rustian.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan secara simbolis Dana Siap Pakai (DSP) pada Kabupaten Serdangbedagai, Langkat, Padanglawas Utara, Deliserdang, Humbanghasundutan, Kota Pematangsiantar, dan Sibolga. DSP yang diterima kabupaten/kota masing-masing sebesar Rp200 juta.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, di antaranya Anggota DPR RI Ashari Tambunan, Bupati Karo Cory Sebayang, Pj Bupati Deliserdang Wiriya Alrahman, Pj Bupati Langkat Faisal Hasrimi, Kepala Dinas PUPR Sumut Mulyono, dan Kepala BPBD Sumut Tuahta Saragih.
Reporter: Rls