Medan, StartNews – Perhelatan Pemilu 2024 di Sumatera Utara (Sumut) diwarnai jumlah pemilih pemula yang terus meningkat. Pada pesta demokrasi nanti, jumlah pemilih pemula di Sumut diperkirakan lebih dari 20 persen.
Itu sebabnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terus menggalakkan sosialisasi Pemilu 2024 untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di pesta demokrasi terbesar di Indonesia.
Pada Pemilu 2019, angka partisipasi pemilih di Sumut mencapai 80 persen atau melebihi target. Dari angka itu, 20 persen di antaranya pemilih pemula.
Untuk Pemilu 2024, partisipasi pemilih pemula di Sumut diprediksi meningkat. “Sosialisasi salah satu kuncinya. Kita harus melakukannya dengan benar dan tepat, termasuk ke pemilih pemula, karena mereka cukup aktif mengikuti perkembangan politik lewat media sosial. Jadi, kita perlu memberikan edukasi lebih kepada mereka,” kata Pj. Gubernur Sumut Hassanudin, Selasa (19/12/2023).
Hassanudin mengatakan Pemprov Sumut dan KPU bekerja sama memetakan pemilih, sehingga bisa memberikan sosialisasi dengan tepat. Dengan begitu, pesan yang ingin disampaikan diharapkan diterima oleh masyarakat.
“Agar pesan tersebut tersampaikan dengan baik, maka kita harus tahu kepada siapa pesan tersebut disampaikan, bagaimana cara yang tepat, dan bagaimana kemasan yang tepat,” kata Hassanudin.
Hassanudin juga memastikan pengamanan Pemilu 2024 sudah dipersiapkan dengan matang. Kepolisian, TNI, dan Satpol PP bekerja sama memastikan Pemilu 2024 berjalan dengan aman dan nyaman.
“Kami mempersiapkannya bersama TNI dan Polri, membuat prediksi untuk upaya mitigasi, membuat skema dan rencana, persiapan kita matang untuk menciptakan Pemilu yang aman dan damai,” kata Hassanudin.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Ilyas S. Sitorus mengatakan pentingnya masyarakat menyaring informasi yang tersebar di media sosial. Menurut dia, makin mendekati hari pemilihan, informasi yang positif atau negatif akan meningkat.
“Itu salah satu yang perlu kita tekankan saat sosialisasi, masyarakat perlu menyaring informasi yang beredar, terutama di media sosial, tidak menerima informasi tersebut mentah-mentah, harus difilter, dicek kebenarannya,” kata Ilyas S. Sitorus.
Reporter: Rls