Tambangan, StartNews – Anak-anak desa di Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), tampak asyik mengisi hari libur dengan bermain permainan tradisional, sehingga mereka lupa bermain gadget. Ini bukti kesuksesan program Wisata Permainan Leluhur (Witapermainur) yang digalakkan pemerintah desa di Kecamatan Tambangan.
Seperti terlihat pada Minggu (15/6/2025) kemarin, anak-anak di Desa Muaramais, Kecamatan Tambangan, tampak akrab dan ceria bermain petak umpet, engrang, congklak, terompah gajah, main tali (maryeye) hingga berlarian bebas bersama teman sebayanya di sekitaran kantor desa dan lapangan kilang padi.
“Alhamdulillah, anak-anak di desa ini sudah mulai jauh dari yang namanya gawai. Bahkan, setiap hari libur sekolah, mereka datang ke rumah saya minta diadakan permainan. Uwak mar mayam do ita sadarion, kata mereka ” ujar Kepala Desa Muaramais Syahrir Matondang.
Namun, di tengah semangat positif ini, muncul pula keprihatinan dari salah satu warga Desa Muaramais. “Saya juga bersyukur atas adanya program ini. Namun, yang membuat saya prihatin, kadang ada anak-anak di sini masih bandel yang suka membawa HP, sehingga memengaruhi yang lainnya,” ujarnya.
Tak hanya anak-anak, ibu-ibu PKK dan kader desa juga aktif mendukung kegiatan ini. Mereka membawa makanan tambahan bergizi yang dibuat dari bahan-bahan lokal sebagai bagian dari program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Program ini tak sekadar hiburan, tapi juga mendukung tumbuh kembang anak. Dengan bermain sambil mendapat asupan gizi, anak-anak Desa Muaramais mendapatkan manfaat ganda: sehat jasmani dan rohani.
Suasana serupa juga terlihat di Desa Simangambat TB. Kader PKK kecamatan memberikan makanan tambahan kepada anak-anak di desa setempat pada Minggu (15/6/2025) kemarin.
Kegiatan ini digelar di depan kantor desa saat anak-anak tengah asyik memainkan permainan tradisional seperti engrang, engklek, congkak, ayunan, jungkat-jungkit, dan permainan lainnya. Sehingga, suasana tampak meriah dengan gelak tawa anak-anak yang larut dalam keceriaan permainan tanpa gawai.
Menu makanan tambahan yang dibagikan kali ini adalah bubur kacang hijau, yang dibuat dari bahan-bahan lokal seperti kacang hijau, kelapa, dan gula aren. Pemberian PMT ini menjadi bagian dari upaya menjaga gizi anak dengan memanfaatkan bahan pangan sehat dan alami dari hasil tani masyarakat setempat.
Kepala Desa Simangambat TB Ahmad Rasyid Nasution mengatakan kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari Minggu setelah anak-anak bermain permainan tradisional.
“Pemberian makanan tambahan ini kami lakukan setiap minggu. Makanannya terbuat dari bahan alami, hasil tani masyarakat desa. Ini juga sebagai cara kami agar anak-anak bisa terhindar dari penggunaan gawai berlebihan,” ujarnya.
Reporter: Sir