Jakarta, StartNews – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menerima audiensi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo di ruang kerjanya, Rabu (6/10/2021). Pertemuan ini membahas penanganan stunting di desa.
Halim Iskandar mengatakan penanganan stunting di desa sejalan dengan salah satu tujuan SDGs Desa, yakni desa sehat dan sejahtera. Dia berharap Kemendes PDTT dan BKKBN dapat bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan stunting di desa.
Terkait hal tersebut, Kemendes PDTT dan BKKBN akan melakukan integerasi data, yakni data SDGs Desa dengan data yang dimiliki BKKBN. Data tersebut nantinya akan digunakan sebagai landasan kebijakan penanganan stunting di setiap desa.
“Data BKKBN dan data yang telah dikumpulkan desa (data berbasis SDGs Desa) butuh dikonsolidasi. Sehingga, jelas dana desa bisa dipakai untuk itu dan dana desa bisa fokus,” ujarnya.
Halim Iskandar atau yang akrab disapa Gus Menteri ini mengakui, sejauh ini jumlah dana desa yang dialokasikan untuk penanganan stunting masih tergolong kecil. Meski demikian, menurut dia, penanganan stunting bisa saja mendapatkan alokasi yang lebih tinggi jika sangat dibutuhkan desa.
“Kita bisa ingatkan pendamping desa untuk mengawasi APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) agar jangan sampai terlupa soal stunting. Pendamping desa kan tahu basis stunting di desa mana, di RT mana,” ujarnya.
Menurut Gus Menteri, dana desa sendiri dialokasikan untuk menangani dua persoalan, yakni peningkatan ekonomi dan kualitas SDM di desa. Menurut dia, penanganan stunting penting dilakukan untuk memastikan kualitas SDM desa terjaga dengan baik.
“Dana desa kan prinsipnya untuk dua hal, yakni ekonomi dan peningkatan SDM. Jelas stunting masuk ke dalam peningkatan kualitas SDM,” terangnya.
Di sisi lain, Hasto Wardoyo mengatakan penanganan stunting di desa akan lebih efisien jika digerakkan melalui desa. Dia berharap keseriusan dalam menangani stunting akan memberikan kontribusi signifikan terhadap percepatan terwujudnya desa sehat dan sejahtera.
“Pembangunan kalau dilakukan dari desa akan lebih efisien. Karena pemberdayaannya jalan,” ujarnya.
Reporter: Rls/Sir