HM JA’FAR Sukhairi Nasution dan Atika Azmi Utammi Nasution telah dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) perode 2021-2024, Kamis (22/7/2021) kemarin. Itu artinya, kabupaten ini sudah punya Bupati dan Wakil Bupati yang difenitif sesuai perintah konstitusi.
Sejak kemarin pula, faksi-faksi yang berlabel penomoran 01, 02, dan 03 peninggalan Pilkada harus dihilangkan. Sukhairi-Atika bukan hanya Bupati dan Wakil Bupati milik partai pengusung dan para pendukungnya, tetapi pemimpin rakyat Madina dari semua golongan. Itu sebabnya. Sukhairi-Atika harus mampu beridiri di tengah-tengah kelompok yang seiring maupun yang berseberangan.
Kemenangan Sukhairi-Atika dalam Pilkada adalah kemenangan yang diharapkan membawa harapan baru bagi rakyat Madina. Sebagai pemangku wewenang kebijakan strategis, Sukhairi-Atika dituntut mampu menangkap dan menerjemahkan harapan masyarakat yang menginginkan adanya perubahan signifikan ke arah yang lebih baik.
BACA JUGA:
- Dilantik Gubsu Edy Rahmayadi, Sukhairi-Atika Nakhodai Pemkab Madina
- Hj. Eli Mahrani Lubis Resmi Menjabat Ketua TP PKK Madina
Masyarakat Madina menginginkan pemimpin yang punya sesintivitas terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Harus diakui, Madina tertinggal jauh dari segala sektor pembangunan dibanding kabupaten-kabupaten lainnya, khususnya di Sumatera Utara.
Dari aspek ekonomi, misalnya, perekonomian Madina pada tahun 2020 terkontraksi 0,94 persen. Angka kemiskinan di Madina juga mengalami kenaikan menjadi 9,18 persen pada Maret 2020. Angka ini setara dengan jumlah penduduk miskin yang berada pada kisaran 41,31 ribu jiwa pada Maret 2020. Itu artinya, jumlah orang miskin bertambah sekitar 0,67 ribu jiwa dari tahun sebelumnya.
Dari aspek pembangunan infrastruktur seperti jalan, irigasi, serta sarana dan prasarana umum lainnya, Madina juga jauh tertinggal dari kabupaten lainnya. Belum lagi masalah tata kota yang semrawut. Sudah 23 tahun umur Madina, masih banyak orang yang tidak tahu dimana letak ibu kota kabupaten ini.
Belum lagi masalah pembangunan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, masalah pembangunan akhlak di negeri taat beribadah ini, masalah pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Banyak pekerjaan rumah yang menunggu sentuhan tangan Sukhairi-Atika. Kita menyadari, membenahi semua masalah itu memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, kompleksitas persoalan itu juga tak boleh menjadi alasan untuk menyerah.
Kita yakin, Sukhairi-Atika bakal mampu menyelesaikan berbagai persoalan itu jika didukung ‘kabinet’ yang mumpuni. Untuk itu, kita menuntut Sukhairi-Atika memilih para pembantunya yang kelak memimpin berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sesuai prinsip dasar manajemen: the right man in the right job. Memilih orang-orang yang punya skill dan kompetensi di bidangnya. Bukan berdasarkan balas budi dan titipan politik.
Kita berharap pemerintahan tiga tahun kedepan, Sukhairi-Atika dapat menjadi suri teladan bagi jajarannya di kalangan birokrat. Menunjukkan kinerja yang mumpuni beralaskan kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja cerdas.
Kita juga menginginkan Sukahiri-Atika mampu menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Artinya, masyarakat tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi sekaligus menjadi subjek pembangunan itu sendiri. Dengan begitu, kita yakin Madina akan mampu mengejar ketertinggalannya.
Di akhir kalam ini, bolehlah kita menyetir kata-kata bijak yang pernah diucapkan Abdurrahman ‘Gusdur’ Wahid: Keberhasilan pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin.
Selamat bekerja Sukhairi-Atika. Semoga ikhlas dan cerdas mengemban amanah rakyat Madina.
REDAKSI