Panyabungan, StartNews – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara (Sumut) H. Fahrizal Efendi Nasution menghadiri kegiatan penamatan santri-santriyah kelas VII Pondok Pesantren Abinnur Al-Islami, Kelurahan Mompang Jae, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu (6/3/2022).
Dalam kegiatan tersebut, pihak Pesantren Abinnur Al-Islami juga mengumumkan hasil ujian kelas IV sekaligus wisuda tahfidz Alquran.
Selain memenuhi undangan Pimpinan Ma’had Abinnur Al-Islami H. Ahmad Saukani Hasibuan, Fahrizal Efendi Nasution mengatakan kehadirannya pada acara tersebut sebagai bentuk dukungan moral kepada pengelola dan para santri-santriyah di pesantren itu.
Apalagi sebelumnya, Fahrizal telah menyalurkan dana aspirasi senilai Rp 600 juta yang bersumber dari Perubahan Anggaran Pedapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Sumatera Utara tahun 2021 untuk pembangunan tiga ruang kelas baru di Pesantren Abinnur Al-Islami.
“Kebetulan pada P-APBD Sumatera Utara tahun 2021, ada kesepakatan dengan Pemprov Sumut agar ditampung dana aspirasi per anggota DPRD sekitar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta. Alhamdulillah, dana aspirasi yang Rp 600 juta itu kita alokasikan keseluruhannya kepada pesantern Abinnur Al-Islami,” kata politisi Partai Hanura itu.
Anggota Komisi B DPRD Sumut itu menjelaskan, dana aspirasi tersebut sengaja digunakan untuk pembangunan tiga ruang kelas baru, menyusul adanya lonjakan jumlah santri-santriyah Pesantren Abinnur pada tahun ajaran 2020-2021.
‘‘Adanya lonjakan santri-santriyah itu otomatis membutuhkan pertambahan jumlah ruang kelas baru di pesantren ini. Jadi, kita sepakat (dana aspirasi) dialokasikan langsung ke pembangunan lokal (ruang kelas) baru,” tutur Fahrizal.
Untuk kedepannya, Fahrizal selaku anggota DPRD Sumut akan terus mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar tetap mengalokasikan dana aspirasi dalam pembahasan-pembahasan anggaran dana pembangunan rumah ibadah dan sekolah-sekolah swasta, teramsuk pesantren, melalui Binsos.
“Khusus untuk Mandailing Natal sebagai salah satu daerah pemilihan (dapil) Sumut 7, ada 10 anggota DPRD Sumut dari dapil ini. Tentunya 10 anggota DPRD Sumut ini menyalurkan seluruh dana aspirasinya ke masing-masing daerah pemilihan sesuai dengan pemetaan daerah-daerah basis pendukung masing-masing,” papar Fahrizal.
Selain itu, Fahrizal juga berharap agar pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota tetap konsisten dan selalu hadir untuk memfasilitasi pembangunan pesantren-pesantren di Sumatera Utara, khususnya di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), dan terkhusus lagi di Kabupaten Mandailing Natal.
“Sebab, Mandailiing Natal ini merupakan basisnya pesantren atau dikenal sebagai Kota Santri sesuai dengan jargon daerah, Negeri Beradat Taat Beribadat,” tuturnya.
Sementara Pimpinan Ma’had Abinnur Al-Islami H. Ahmad Saukani Hasibuan, Lc mengucapkan banyak terima kasih kepada H. Fahrizal Efendi Nasution yang telah membantu memperjuangkan dana APBD Provinsi Sumatera Utara bagi pembangunan tiga ruang kelas baru untuk Pesantren Abinnur Al-Islami. Dia mendoakan semoga perjuangan H. Fahrizal berjalan dengan baik di lembaga legislatif.
Selain H. Fahrizal Efendi Nasution, acara penamatan santri-santriyah Pondok Pesantren Abinnur Al-Islami itu juga dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Madina Gozali Pulungan, Kasi Pontren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Madina Ikhwan Siddiqi, dan Kabag Kesra Setdakab Madina Mulia Gading.
Penamatan santri-santriyah tersebut merupakan angkatan ke-9 sejak pesantern ini berdiri tahun 2006. Tahun ini jumlah santri kelas 7 yang tamat sebanyak 100 orang, terdiri dari 35 laki-laki dan 65 perempuan. Sedangkan kelas 4 yang tamat sebanyak 234 santri, terdiri dari 91 laki-laki dan 143 perempuan.
Pesantren ini juga mewisuda dua santriyah Hafizul Quran 30 juz masing-masing Nur Faizah Lubis binti Jamil Lubis dari Desa Hutapuli, Kecamatan Siabu, Mandailing Natal, dan Afifah Lutfiatul Ulya binti Miftah Ulya dari Provinsi Riau.
Pesantren Abinnur Al-Islami didirikan oleh H. Ahmad Saukani Hasibuan, Lc pada tahun 2006 setelah beliau menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi di Syria. Kini jumlah santri di pesantren ini mencapai 2.400 orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Reporter: Sir