Sibanggor, StartNews Warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), melayangkan tujuh poin tuntutan kepada PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) atas insiden kepulan asap dan ledakan di sumur wellpad yang dikelola perusahaan pembangkit listrik panas bumi tersebut.
Warga menyampaikan tuntutan itu dalam pertemuan dengan pihak PT SMGP di Gedung Serbaguna Desa Sibanggor Julu, Kamis (5/8/2021) sekitar pukul 17.00 WIB.
Pada poin pertama, warga meminta penjelasan pihak PT SMGP terkait kejadian yang sempat membuat warga panik di areal tambang. Mereka trauma dan berhenti kerja di ladang garapannya.
Selain itu, warga juga meminta lahan mereka yang berada di sekitar wellpad milik PT SMGP dibebaskan dalam area 300 meter.
BACA JUGA: –Warga Heboh Mendengar Ledakan Disertai Asap di Wellpad T PT SMGP
Warga juga meminta pertanggung-jawaban pihak perusahaan terhadap masyarakat yang jadi korban dan dirawat di rumah sakit akibat insiden yang terjadi pada tanggal 9 Juli 2021 di wellpad T dan insiden kebakaran di wellpad AA pada tanggal 11 Juli 2021.

Warga menuntut pembuatan jalan atau akses ke lahan mereka yang terhalang pipa dari wellpad T menuju wellpad A yang sudah lama dan belum terealisasi. Selain itu, pemasangan gapura (penutup pipa) di area jalan masuk Desa Sibanggor Julu.
Warga juga meminta pertanggung-jawaban PT SMGP terhadap korban susulan insiden H2S pada tanggal 25 Januari 2021 yang sampai saat belum mendapat perhatian.
Warga meminta jaminan keselamatan masyarakat (JKM) kepada PT SMGP maupun pemerintah atas berbagai risiko atau dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan pembangkit listrik panas bumi itu.
Diberitakan Kamis (5/8/2021) kemarin, kepulan asap tebal disertai ledakan muncul dari wellpad T yang dikelola PT SMGP di Desa Sibanggor Julu. Insiden ini terjadi pada Kamis (5/8/2021) sekitar pukul 12.00 WIB. Selain kepulan asap keluar dari corong pipa sumur, warga juga mendengar beberapa kali suara ledakan dari wellpad A.
Terkait peristiwa itu, Humas PT SMGP Syahrini mengatakan insiden tersebut terjadi karena ada gangguan pada jaringan 150 kV milik PT PLN yang berada di Padangsidimpuan. Akibatnya, aliran listrik dari Pembangkit Listrik Panas Bumi Sorik Marapi terhenti untuk sementara.
“Terhentinya kegiatan operasional pembangkit listrik tenaga panas bumi menyebabkan aliran steam yang mengalir dari sumur tidak dapat masuk ke fasilitas pembangkit dan dialirkan ke rock muffler, sehingga beberapa sumur harus ditutup untuk sementara waktu,” katanya.
Syahrini menjelaskan, asap yang keluar dari corong pipa wellpad bukan asap seperti yang dipahami warga, tetapi itu uap air. Sebab, kata dia, selama proses penutupan sumur berlangsung, masih ada uap air yang keluar.
“Itu bukan asap, tapi uap air. Memang selama proses penutupan sumur, masih ada uap air yang keluar. Tidak hanya saat penutupan sumur, pada saat mulai memasukkan uap ke jaringan power plant pun ada uap yang keluar dan ini kegiatan normal,” paparnya.
Reporter: Rls/Hasmar Lubis





Discussion about this post