Panyabungan, StartNews – Diet tinggi protein dan rendah karbohidrat merupakan cara yang disarankan pakar gizi untuk penurunan berat badan. Konsumsi protein juga bisa membantu pembentukan otot saat olahraga.
Para atlet pun mengandalkan makanan tinggi protein sebagai cadangan energi yang lebih sehat ketimbang karbohidrat. Namun perlu diingat, konsumsi protein berlebihan juga bisa membahayakan tubuh.
Protein memang sangat penting dalam diet terutama bagi mereka yang olahraga secara rutin. Sebab protein butuh waktu lama untuk dicerna tubuh sehingga perut terasa kenyang lebih lama.
Tapi dengan maraknya tren kesehatan untuk memperbanyak protein dari makanan alami maupun suplemen tambahan seperti bubuk protein atau protein bar, makronutrien yang seharusnya menyehatkan tubuh ini, justru bisa menimbulkan efek negatif. Pakar nutrisi Dr Frederica Amati, PhD, mengatakan seseorang mungkin saja mengonsumsi protein lebih dari yang dibutuhkan.
“Tubuh kita sangat bagus menjaga homeostatis protein, tapi terlalu banyak protein bisa mengganggu keseimbangan yang rentan ini,” ujarnya, seperti dikutip dari Daily Star.
Ahli nutrisi lainnya, Amanda Hamilton, merekomendasikan asupan protein yang harus dipenuhi adalah 15 persen dari total kebutuhan kalori per hari. Sementara jika ingin menurunkan berat badan dan membentuk otot bisa menambah konsumsi protein 25-30 persen.
Untuk atlet dengan durasi olahraga yang lebih lama dan intensitas lebih tinggi biasanya akan disarankan mengonsumsi protein lebih banyak lagi. Sebab setelah olahraga tubuh memerlukan nutrisi ini untuk kembali pulih dengan cepat.
“Pada dasarnya protein membantu pemulihan tubuh setelah latihan dan olahraga dengan memperbaiki jaringan otot,” jelas pakar gizi khusus atlet Michael Naylor.
Tapi jika sehari-seharinya tidak beraktivitas berat, konsumsilah protein secukupnya, tidak lebih dari 2 gram per kg berat tubuh. Mengasup protein secara berlebihan bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
“Ginjal kita bekerja keras untuk menjaga keseimbangan nitrogen yang sebagian besar berasal dari protein, dan liver kita menyaring urea sebagai hasil akhir dari metabolisme protein,” terang Dr Frederica.
Jika terlalu banyak protein yang masuk, ginjal dan liver akan bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangannya. Akibatnya meningkatkan risiko penyakit seperti batu ginjal. Selain itu kesehatan pencernaan dan pembuluh darah juga bisa terganggu.
“Sebenarnya yang sangat memerlukan tambahan asupan protein adalah anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan ibu hamil, karena tubuh mereka sedang memproduksi jaringan-jaringan baru,” tambahnya.
Orang dewasa dengan aktivitas normal hanya perlu 1 gram protein per kg berat tubuh. Jika aktivitas fisik cenderung sedang, disarankan menambah protein jadi 1,3 gram dan untuk kegiatan olahraga berat diperlukan 1,6 gram.
“Tapi jangan sampai di atas 2 gram per kg berat tubuh,” tegasnya.
Sebagai ilustrasi, jika seseorang memiliki berat badan 70 kg, maka kebutuhan protein nya adalah 70 gram. Jumlah itu setara dengan 100 gram dada ayam ditambah beberapa butir telur, atau 200 gram steak sirloin.
Maka jika berat badan seseorang di bawah 70 kg, asupan protein nya bisa kurang dari itu. Jangan lupa untuk tidak hanya fokus pada konsumsi protein tapi juga nutrisi penting lainnya seperti karbohidrat, lemak, serat, vitamin serta mineral.
Perlu diingat bahwa konsumsi sesuatu yang berlebihan itu hasilnya tidak pernah baik. Maka dari itu penuhilah asupan gizi harian kamu secukupnya atau sesuai kebutuhan tubuh.
Sumber: Wolipop.detik.com