• Media Kit
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Selasa, Desember 30, 2025
  • Login
Start News
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
No Result
View All Result

Haji dari Mandailing Era 1800-an

OLEH: ASKOLANI (Penulis dan Budayawan)

by Redaksi
Jumat, 10 Juni 2022
0 0
0
Haji dari Mandailing Era 1800-an
ASKOLANI (Penulis dan Budayawan)

HARI itu tahun 1884. Snouck Horgronje, ahli Islam berkebangsaan Belanda, sedang singgah di Konsulat Belanda di Jeddah. Ia melihat 13 orang jemaah haji dari Mandailing di depan konsulat. Lalu dipotretnya.

Mereka, para jemaah haji itu sedang melengkapi berkas untuk melanjutkan studi di Mekah. Zaman itu, memang orang pergi haji tidak sebatas menunaikan rukun Islam kelima. Banyak juga yang sekalian tinggal di Mekah. Mendalami ilmu agama tentu.

Selain itu, banyak juga yang karena kehabisan duit untuk pulang. Ongkos haji yang sebenarnya hanya f.125, bisa bengkak sampai f.500. Karena banyak cukong pemberangkatan haji yang memeras para jemaah dengan berbagai pungutan.

Beberapa jemaah juga ada yang dicopet barang dan uangnya di kapal. Mereka selama perjalanan berbulan-bulan di atas kapal laut, hanya tidur di antara muatan kapal. Tanpa alas dan bantal. Dalam kondisi begitu, banyak yang dicopet.

Belum lagi penyakit kolera yang belum ada obatnya waktu itu. Singgah di Singapura dan India sebelum ke Yaman dan Jeddah, mereka rentan berbagai penyakit. Kolera terutama. Banyak yang mati dalam perjalanan.

Ada juga yang karena tak punya uang pulang, mereka mencari pinjaman di Jeddah. Sudah ada cukong yang siap menalangi. Sebagai gantinya mereka harus jadi kuli kebun dulu di berbagai perusahaan perkebunan di luar negeri, sampai lunas hutangnya. Ada yang sampai 10 tahun, baru boleh pulang.

Karena itu, di masa dahulu, naik haji itu pertaruhan hidup. Keluarga yang melepasnya sudah iklas untuk tidak bertemu lagi saat kerabatnya pergi haji. Belum lagi pemalsuan gelar haji, karena banyak yang tidak sampai ke Mekah oleh perusahaan perjalanan haji.

Dalam buku “Ngada Niambang” yang terbit di masa kolonial, dikisahkan bagaimana jemaah haji dari Huta Siantar akhirnya tidak pernah kembali karena meninggal dalam kapal laut.

Mengapa orang tetap ingin naik haji? Itu pertanyaan penting pemerintah kolonial. Kata Snouck Horgronje, tidak semata-mata sebatas menunaikan rukun Islam. Ada yang bahkan ingin meninggal di Mekah. Karena Mekah tanah yang dimuliakan. (*)

Tags: hajiMandailingSejarah
ShareTweet
Next Post
Sudah Ada Regulasi, Kini Pemda Bisa Beri Bantuan untuk Madrasah

Sudah Ada Regulasi, Kini Pemda Bisa Beri Bantuan untuk Madrasah

Discussion about this post

Recommended

Irsan Sebut Safari Ramadan Bagian dari Demokrasi

Irsan Sebut Safari Ramadan Bagian dari Demokrasi

4 tahun ago
Jadi Inspektur Upacara, Atika Berharap Pengamalan Pancasila Makin Baik

Jadi Inspektur Upacara, Atika Berharap Pengamalan Pancasila Makin Baik

2 tahun ago

Popular News

  • Waspada Hujan Lebat di Malam Pergantian Tahun 2026, Sumut Jadi Atensi

    Waspada Hujan Lebat di Malam Pergantian Tahun 2026, Sumut Jadi Atensi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bocah 12 Tahun di Paluta Ditemukan Tewas Mengenaskan, Tangan Terpisah dari Tubuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UMK Mandailing Natal Tahun 2026 Naik Menjadi Rp3.355.900

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dua Provokator Ditangkap, Tersangka Pembakaran Polsek MBG Jadi 5 Orang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tongkat Komando Kodim 0212/Tapsel Berganti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Contact
  • Home
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

© 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Copyright Start News Group
No Result
View All Result
  • Home
  • Madina
  • Sumut
  • Newsline
  • Nasional
  • Newsline
  • Kabar Desa
  • Opini
  • Figur
  • Komunitas

© 2025