• Media Kit
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Jumat, November 14, 2025
  • Login
Start News
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
  • Home
  • Newsline
  • Madina
  • Sumut
  • Nasional
  • Kabar Desa
  • Figur
  • Hiburan
  • Start TV
  • Start FM
No Result
View All Result
No Result
View All Result

Penipuan Berkedok Bansos Beraksi di Mandailing Natal

by Redaksi
Sabtu, 12 Maret 2022
0 0
0
Penipuan Berkedok Bansos Beraksi di Mandailing Natal

Panyabungan, StartNews H (47) warga Desa Tebing Tinggi Kecamatan Panyabungan Timur Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menjadi korban hipnotis oleh seorang pria mengaku dari Dinas Sosial daerah. Pasalnya, perempuan 6 orang anak ini ditipu hingga lenyap uang jutaan rupiah dan beberapa gram cincin emas.

Anak kandung perempuan NH bernama AH (20) kepada MohgaNews menceritakan keluarganya sudah menjadi korban penipuan oleh seorang laki-laki yang mengaku tukang data penerima bantuan dari pemerintah melalui Dinas Sosial Kabupaten Madina.

AH menceritakan, kejadian tersebut terjadi pada, Sabtu (12/3/2022) sekitar pukul 16.00 Wib di rumah mereka sendiri. Awalnya ada pria menaiki sepeda motor ninja berwarna silver berpakaian rapi memakai tas kecil datang menjumpai saya di depan rumah. Kemudian, menanyakan ibu saya ada nggak di rumah, dia mau jumpa dan mengaku dari dinas sosial untuk mendata penerima bantuan, kata AH.

Saya pun langsung memanggil ibu dan mengatakan ada yang mau jumpa dari dinas sosial mau mendata. Ibu pun menyambut baik, kemudian pria itu minta masuk ke rumah, namun ia tak mau ke kursi tengah melainkan dekat pintu saja,

Kami bersaudara ada 6 orang. Kebetulan adek yang paling kecil sedang di luar rumah, jadi hanya 5 orang saja yang disuruh mendekat kepada si pria itu. Ayah kan sudah meninggal tahun lalu, hanya ibu yang menemani kami, ujarnya.

Kemudian, AH menceritakan pria berbadan kurus dan kulit putih ini menerangkan kepada mereka bahwa ada bantuan dari pemerintah yang ingin disalurkan kepada masyarakat, namun jumlahnya terbatas. 30 penerima saja di Madina, sambil memperlihatkan foto penerima lainnya yang sudah tersalurkan.

Setelah dia survey rumah, jenis usaha dan pendapatan per bulan orang tua saya. Dia menyebut ada 3 syarat untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan bantuan biaya sekolah itu yakni paling singkat 5 tahun berdomisili di desa tempat tinggal, pekerjaan sebagai petani dan keluarga yang hemat,

Saat itu kami masuk dalam kategori yang dia maksud, beberapa persyaratan dia minta termasuk buku tabungan, uang tunai yang disimpan di rumah. Ibu pun mengambil uang yang ia simpan sebanyak Rp 1.800.000 dan diletakkan ditengah kami,

Lalu, pria itu melihat cincin emas yang saya pakai. Tanpa sadar, saya juga menyerahkan kepadanya sebagai bukti jaminan penerima bantuan sosial yang disiapkan 4 amplot berisi Rp 4 juta. 2 amplot untuk BLT, kemudian 2 lagi untuk bantuan sekolah. Lalu, amplop itu dia kasih kepada kami, namun berjanji tidak akan dibuka sebelum dia datang kembali bersama ustaz yang ingin membayar nazar kepada mereka (anak yatim),sambungnya.

Namun, AH mengaku dalam perbincangan yang mereka bangun dengan pria tersebut dapat dirasakan dalam hati, tapi tidak bisa diucapkan, melainkan menuruti semua apa kata pria tukang tipu tersebut.

Kami tunggu dia sesuai perjanjian mau datang dengan ustaz untuk membayar nazar. Saat itu sudah mau magrib, namun kami belum sadar kami sudah ditipu. Adek yang paling kecil tadi datang ke rumah sambil heran melihat ada apa dengan kami, sambil memaksa ibu agar membuka amplop tersebut. Akhirnya, 4 amplop yang dikasih hanya berisi potongan kertas. Pria itu sampai sekarang tidak datang, dia pulang ke daerah Panyabungan, ungkapnya.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madina, Dedi Armansyah saat dihubungi media ini mengaku tidak ada anggotanya atau pihak ketiga yang melakukan pendataan ke rumah warga, apalagi soal bantuan pemerintah.

Astagfirullah, tidak ada anggota atau pihak yang saya ketahui tentang itu, ini sudah murni penipuan. Saya dengan beberapa kepala sekolah di Madina sudah pernah terperangkap. Kepada masyarakat Madina saya tegaskan tak ada program seperti itu, jika namanya bantuan sosial, hanya satu pintu melalui Kantor Pos, tegasnya.

Reporter: Rls

ShareTweet
Next Post
Terkait Kebocoran Gas, PT SMGP Dukung Investigasi EBTKE dan Polda Sumut

Terkait Kebocoran Gas, PT SMGP Dukung Investigasi EBTKE dan Polda Sumut

Discussion about this post

Recommended

Hidup Pak Saipullah, Teriak Kaum Ibu di Pasar Pagi Gunungtua

Hidup Pak Saipullah, Teriak Kaum Ibu di Pasar Pagi Gunungtua

1 tahun ago
LKS Tripartit Padangsidimpuan Bahas Isu Penting Tenaga Kerja

LKS Tripartit Padangsidimpuan Bahas Isu Penting Tenaga Kerja

2 tahun ago

Popular News

  • Tim Mabes Polri Sisir Tambang Emas Ilegal di Batangnatal, Dua Excavator Diamankan

    Tim Mabes Polri Sisir Tambang Emas Ilegal di Batangnatal, Dua Excavator Diamankan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dicopot dari Jabatan Inspektur, Rahmad Daulay Jadi Staf di Disnaker Madina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Madina Kesal Gegara Kadis Perikanan Membangkang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 23 Guru SMKS Mitra Mandiri Panyabungan Tak Gajian 5 Bulan Gegara Pewaris Yayasan Konflik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagi, Polisi Tangkap Pengedar Ganja di Kelurahan Wek II

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Contact
  • Home
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

© 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Copyright Start News Group
No Result
View All Result
  • Home
  • Madina
  • Sumut
  • Newsline
  • Nasional
  • Newsline
  • Kabar Desa
  • Opini
  • Figur
  • Komunitas

© 2025