Tapteng, StartNews – Dua puluh hari menjadi waktu yang terasa seperti keabadian bagi sebuah keluarga yang menanti kepastian. Di Kelurahan Matauli, di balik gundukan tanah merah yang membekukan waktu, harapan keluarga Divan Simangunsong (22) nyaris pupus.
Pemuda itu hilang, lenyap ditelan longsor yang meluluhlantakkan Jalan Zaenal Basri. Hari berganti minggu, pencarian tak kunjung membuahkan hasil. Namun, di tengah kepiluan yang mendalam, orangtua Divan tidak menyerah. Sebuah permohonan khusus dilayangkan kepada Polri. “Tolong temukan anak kami.”
Permohonan itu dijawab dengan kehadiran tim elite. Minggu (14/12/2025), suasana di lokasi longsor berbeda dari biasanya. Dua sosok “pahlawan” berkaki empat, Dasa dan Walet, diterjunkan ke lapangan. Mereka adalah anjing pelacak (K-9) dari SAR Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri.
Di bawah komando Kompol Kadarman, Dasa dan Walet mulai bekerja. Medan pencarian bukanlah hamparan tanah datar, melainkan area yang tertimbun material tanah sangat tebal dan berbahaya. Namun, ketajaman insting kedua satwa terlatih ini tak bisa dibohongi oleh lumpur setebal apapun.
Dengan napas terengah namun fokus yang tak goyah, Dasa dan Walet menyisir setiap jengkal tanah. Hidung mereka bekerja memilah ribuan aroma, mencari satu aroma spesifik yang dicari keluarga Divan selama hampir tiga pekan.
Dan momen itu pun tiba. Di tengah hamparan longsor yang sunyi, kedua anjing itu berhenti. Perilaku mereka berubah, mengunci satu titik koordinat. Sebuah sinyal kuat diberikan kepada pawangnya. Di sini.
“Titik sumber bau ditemukan,” ungkap Kompol Kadarman. Penemuan ini bukan sekadar keberhasilan teknis, melainkan sebuah nyala lilin harapan di tengah kegelapan yang menyelimuti keluarga korban.
Penandaan lokasi oleh Dasa dan Walet menjadi kunci vital. Kompol Kadarman bergerak cepat. Dia tak ingin membuang waktu sedetik pun. Koordinasi langsung dilakukan dengan Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu.
Pesan yang disampaikan jelas. Alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum harus segera menggali di titik yang telah ditandai. Tidak ada lagi raba-raba. Kini tim evakuasi memiliki target yang pasti.
Kehadiran Dasa dan Walet di Tapanuli Tengah menjadi bukti nyata bahwa dalam bencana, sekecil apapun peluang, Polri hadir untuk melayani dengan hati. Kini, tim gabungan berpacu dengan waktu, menggali tanah dengan doa dan harapan agar jenazah Divan dapat segera diangkat dan diserahkan ke pelukan keluarga untuk penghormatan terakhir.
Bagi keluarga Divan, Dasa dan Walet bukan sekadar anjing pelacak. Hari itu, mereka adalah pembawa pesan bahwa harapan itu masih ada.
Reporter: Sir





Discussion about this post