Palas, StartNews Suasana haru menyelimuti Aula Dinas Kominfo Padanglawas (Palas) pada pelantikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) Kementerian Agama (Kemenag), Senin (26/5/2025).
Di antara peserta yang hadir, sosok Sarnang (53) tampak menonjol dengan raut wajah penuh syukur. Setelah 30 tahun mengabdi sebagai guru honorer dengan gaji yang minim, pria ini akhirnya resmi menyandang status PPPK, memberikan harapan baru bagi kehidupan keluarganya.
Karier Sarnang dimulai pada 1996 sebagai guru honorer di MTsN Marenu (kini MTsN 2 Padanglawas). Selama tiga dekade, dia mengabdi di berbagai madrasah, termasuk MTs Al Furqon (2002), MA Al Falah (2005), dan MAN Barumun Tengah (kini MAN 2 Padanglawas) sejak 2009 hingga sekarang. Meski telah menyelesaikan sertifikasi guru pada 2013, statusnya tetap sebagai honorer dengan gaji yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Bersama sang istri yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, Sarnang harus berjuang menghidupi empat anak dengan gaji honorernya yang sangat terbatas.
“Kami hidup dari gaji honorer yang pas-pasan,” ungkap Sarnang dengan suara bergetar. “Tapi, saya yakin rejeki guru itu datang dari keikhlasan. Selama niat kita benar, Allah pasti beri jalan.”
Kisah perjuangannya penuh pengorbanan dimana harus berhemat ekstra untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sering meminjam uang demi biaya sekolah anak dan pengobatan. Menempuh perjalanan jauh setiap hari dengan sepeda motor tua dalam segala cuaca.
Namun, keteguhan hati Sarnang tak pernah goyah. Dia tetap setia mengajar, meyakini bahwa pengabdian seorang pendidik akan berbuah kebaikan.
Momen pelantikan semakin bermakna dengan kehadiran Yulia Hannum Siregar, salah satu murid Sarnang yang juga dilantik sebagai PPPK.
“Dulu saya mengajar Yulia, sekarang kami menjadi kolega. Ini kebahagiaan yang tak ternilai,” ujar Sarnang.
“Pak Sarnang adalah sosok inspiratif. Beliaulah yang menanamkan semangat untuk menjadi pendidik. Sungguh kehormatan bisa dilantik bersamanya, kata Yulia, yang kini menjadi guru Biologi.
Sarnang berpesan kepada rekan sejawat, “Jangan pernah menyerah. Mungkin saat ini kita tak dilihat, tetapi percayalah Tuhan tidak pernah tidur. Ketulusan dalam mengabdi pasti akan berbuah kebaikan.”
Kini, Sarnang dan Yulia siap melanjutkan pengabdian di MAN 2 Padanglawas, membuktikan bahwa seorang pendidik sejati tidak hanya mengajar, tetapi juga menciptakan generasi penerus yang berkualitas.
Kisah Sarnang adalah cermin ribuan guru honorer di pelosok negeri pahlawan tanpa tanda jasa yang terus mengukir masa depan bangsa. Hari ini, namanya mungkin baru muncul di berita, tetapi sejatinya, dia telah lama terukir di hati generasi yang dididiknya.
Reporter: Rls
Discussion about this post