Jakarta, StartNews Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Jawa Tengah, sebagai contoh keberhasil pengelolaan sampah berkelanjutan.
Kemarin saya ke sana (Banyumas) dan melihat bagaimana sampah-sampa bisa diolah menjadi material konstruksi paving block, pupuk kompos untuk taman kota, dan sebagainya, kata Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti dalam seminar nasional tentang Pengelolaan Sampah Berkelanjutan, Kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Diana berharap komitmen Pemkab Banyumas dalam mengatasi dan menjalankan pengelolaan sampah dapat ditiru oleh pemerintah daerah lainnya.
Diana mengatakan infrastruktu persampahan, termasuk dalam infrastruktur perkotaan, karena insfrastruktur persampahan ada pewadahannya, pengumpulannya, pengolahannya, pengangkutannya sampai dengan tempat pemrosesan akhir sampah serta lahan urug residu.
Keberadaan infrastruktur persampahan juga secara tidak langsug memengaruhi ekonomi perkotaan, katanya.
Hal itu disebabkan keberadaan infrastruktur persampahan harus andal dan dapat menjamin kesehatan masyarakat perkotaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas masyarakat.
Kementerian PUPR telah membangun Tempat Pemrosesan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. TPA BLE ini dibangun untuk meningkatkan kualitas pelayanan pengelolaan sampah yang ada di Kabupaten Banyumas.
Dalam pengelolaan sampah berkelanjutan, Diana menegaskan komitmen pemerintah daerah menjadi kunci utama. Kunci utama pengelolaan sampah yang berkelanjutan adalah komitmen dari pmerintah daerah, ujarnya.
Menurut Diana, komitmen pemerintah daerah penting untuk melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan telaten.
Kita harus perhatikan bagaimana sampah-sampah ini kita kelola. Kita tidak bisa sendirin, tidak hanya pemerintah pusat yang mengelola persampahan ini. Kementerian PUPR membangun saran infrastrukturnya, tetapi untuk pengelolaannya ada di daerah masing-masing mulai dari pengmpulan sampai dengan pengolahan akhis sampah, paparnya.
Dia mengungkapkan kebersihan merupakan investasi. Tanpa kebersihan, kata dia, sebuah kota tidak nyaman dan tidak layak untuk ditinggali.
Reporter: Romi Hidayat
Discussion about this post