Sibolga, StartNews Produksi ikan di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) mengalami penurunan akibat cuaca ekstrem yang belakangan melanda perairan Pantai Barat Sumatera.
Sub Koordinator Kelompok Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga Roida Susi Ariesty Manurung mengatakan, produksi ikan di kedua daerah ini menurun 2,40 persen terhitung sejak Agustus hingga September 2021.
Seperti kita ketahui, dua hingga tiga minggu ini cuaca ekstrem. Selain itu, situasi pandemi Covid-19 juga turut memengaruhi penurunan frekuensi nelayan turun melaut, ujar Susi, Selasa (5/10/2021).
Susi merinci hasil produksi nelayan yang bersandar di PPN Sibolga pada Agustus tercatat 1.842.377 kilogram dengan nilai Rp 29.512.003.000 dan pada September sebanyak 1.798.159 kilogram dengan nilai Rp 26.853.835.500.
Kalau bulan Juli kemarin masih ada peningkatan produksi satu koma sekian persen, nggak terlalu drastis juga peningkatannya. Namun, yang jelas bulan Agustus dan September mengalami penurunan (produksi ikan), sebutnya.
Terkait hal ini, Zulfikar Siregar, pedagang ikan di Sibolga, mengatakan cuaca ektrim berdampak pada harga ikan yang melonjak tinggi. Bahkan, kata Zulfikar, ikan yang beredar di pasar lokal saat ini umumnya berasal dari luar daerah.
Harga ikan di sini (Sibolga) tinggi, karena cuaca buruk. Ikan yang di Sibolga banyak yang datang dari Tanjung Balai, dari Aceh. Seperti itu, ungkapnya.
Sumber: RRI





Discussion about this post