Panyabungan, StartNews – Masih ingat semburan sumur panas di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), yang sempat meresahkan warga? Ini hasil kajian Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM terkait fenomena itu.
Hasil kajian Ditjen EBTKE itu disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Kominfo Madina Rahmad Hidayat Daulay, didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Madina Khairul, di kantornya, Jumat (14/11/2025).
Rahmad menyampaikan bahwa fenomena sumur panas tersebut telah melalui proses peninjauan dan pengambilan sampel di lokasi. Tim teknis juga telah melakukan pengecekan terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan dari sumur panas tersebut.
Hasil analisis lengkap terkait sumur panas tersebut diumumkan berdasarkan hasil Inspeksi manifestasi (penampakan) di sekitar wilayah kerja PT Sorik Marapi Gheotermal Power (SMGP) oleh Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM yang dilaksanakan oleh Inspektur Panas Bumi dan didampingi perwakilan pemerintah serta disaksikan langsung oleh warga setempat pada 29 April 2025.
Hasil observasi serta pengambilan sampel disampaikan melalui surat kepada Bupati Mandailing Natal Nomor : T-2467/EK.04/DJE.P/2025, Tanggal 4 September 2025, Perihal Hasil Inspeksi Manifestasi di Sekitar Wilayah Kerja PT SMGP, disampaikan sebagai berikut:
1. Sumur-sumur di area pengeboran panas bumi (wellpad E) dalam kondisi normal dan aman, tidak ada aktivitas produksi maupun reinjeksi. Sumur berada dalam kondisi tertutup total tanpa adanya indikasi rembesan atau kebocoran fluida (cairan) panas bumi.
Penampakan yang ditemukan berupa tanah panas (hot ground), lubang beruap (Steaming ground), dan kolam lumpur (mud pool).
Dibuktikan dengan kegiatan Pressure Temperatur Survey pada tahun 2021 dimana dari hasil tersebut tidak di dapati adanya aliran ketika nitrogen selesai dipompakan sehingga sampai dengan Saat ini sumur dalam kondisi full shut in (penghentian operasi).
2. Berdasarkan analisis geokimia melalui pemeriksaan laboratorium terhadap sampel air panas dari manifestasi, menunjukkan bahwa air panas tersebut berasal dari air hujan atau air permukaan yang mengalami pemanasan di dekat permukaan tanah, bukan aliran panas dari bawah permukaan.
Hal ini dibuktikan dengan komposisi kimia yang mirip dengan air sungai di sekitar area dan memiliki PH asam dengan kandungan sulfat tinggi, yang mengindikasikan proses kondensasi gas (pengembunan) di dekat permukaan.
3. Dari 3 lokasi yang diberitakan, Tim menjumpai bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi tempat keluarnya manifestasi panas bumi di permukaan dengan jenis manifestasi berupa tanah panas (hot ground), lubang tanah beruap (steaming ground), dan kolam lumpur (mud pool) dimana lumpur terbentuk karena air hujan yang turun maupun sedikit air tanah dangkal yang terperangkap dalam lubang steaming ground sehingga menyebabkan tanah menjadi basah dan lembek dan bertekstur lumpur, namun hal tersebut bukan merupakan atau berbeda dengan penamaan lumpur panas yang umumnya atau banyak diasosiasikan seperti halnya Lumpur Panas Sidoarjo.
4. Berdasarkan data/fakta hasil pemeriksaan lapangan dan data hasil analisis kimia terhadap sampel air panas, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan indikasi adanya hubungan antara keluarnya manifestasi yang diklaim dengan operasional PT.Sorik Marapi Gheotermal Power (SMGP).
Namun tim inspeksi mengidentifikasi material lumpur dari salah satu manifestasi kolam lumpur (mud pool) di sekitar lereng, berpotensi mengalir ke sungai Aek Roburan yang merupakan sumber air baku warga 4 Desa.
5. Hasil studi geofisika berupa magneto telurik (metode geofisika pasif) menunjukkan adanya barrier (Pembatas) alam/sekat antara prospek Sibanggor dan prospek Roburan.
6. Berdasarkan hasil laboratorium nilai lon Balance +5 persen (data bagus), komposisi CI dan Na rendah dan Mg tinggi yang berarti air panas berasal dari air permukaan atau berasal dari air hujan (hasil analisa air mirip dengan komposisi air dingin) bukan dari bawah permukaan, nilai pH rendah (asam) berasal dari air kondensat hasil kondensasi (pengembunan) gas H2S didekat permukaan.
7. Berdasarkan metode Diagram Scholler menunjukkan bahwa sample air panas pada Pad E berada pada cluster air dingin, yang ingin mengindikasikan bahwa air panas pada Pad E merupakan air meteorik (air tanah dari hujan ) atau air permukaan yang terpanasi, bukan air panas dari bawah permukaan.
Reporter: Agus Hasibuan




Discussion about this post