DELIMA SILALAHI, direktur eksekutif Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), menerima Anugerah Lingkungan Goldman 2023 dari Goldman Environmental Foundation, di San Fransisco, Amerika Serikat, Selasa, 25 April 2023. Dia bersama lima aktivis lingkungan dari Zambia, Turki, Finlandia, Brasil, dan Amerika Serikat dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan yang memberi inspirasi untuk melindungi Bumi dari kerusakan.
“Penghargaan ini sangat layak diterima Delima Silalahi, bukan hanya untuk dirinya sebagai aktivis yang konsisten dan berani, tapi juga untuk organisasi yang dipimpimnya KSPPM,” kata Abdon Nababan, pendiri AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), Selasa, 25 April 2023.
AMAN di wilayah Tano Batak bersama Delima Silalahi saling bekerja sama mendorong pemulihan hak masyarakat adat di Tano Batak yang disingkirkan akibat kehadiran PT Toba Pulp Lestari. Pabrik pulp dan kertas itu, mendeforestrasi kawasan hutan di sekitar Danau Toba dan mengubah tanaman asli berupa hutan haminjon yang dikelola masyarakat adat menjadi areal budidfaya ekaliptus.
Menurut Abdon Nababan, Anugerah Lingkungan Goldman (Goldman Environmental Foundation Prize) diberikan setiap tahun kepada pahlawan lingkungan dari enam benua bumi yang dihuni manusia atas pencapaian dan kepemimpinan mereka dalam mengkampanyekan pentingnya melindungi Bumi.
Delima Silalahi sendiri, bersama KSPPM, sebuah organisasi nonpemerintah yang berdedikasi untuk perlindungan hutan adat di Sumatera Utara, telah puluhan tahun memperjuangkan pelestarian hutan adat milik enam kelompok masyarakat adat di sekitar Danau Toba.
Upayanya menjaga kelestarian hutan adat yang ditanami haminjon dan mulai tergusur akibat kehadiran PT Toba Pulp Lestari (TPL) itu, menunjukkan hasil ketika pada Februari 2022, pemerintah memberikan hak pengelolaan sah atas 7.213 ha hutan adat kepada enam kelompok masyarakat Tano Batak. Begitu mendapatkan haknya, masyarakat-masyarakat adat memulai restorasi hutan yang telah dirusak PT TPL itu, mengembalikan citra hutan haminjon yang sangat identik dengan masyarakat adat Tano Batak.
Keberhasilan Delima Silalahi itu membuat juri Goldman Environmental Foundation Prize 2023 menjadi alasan untuk memilihnya sebagai penerima Anugerah Lingkungan Goldman 2023 dari Indonesia.
“Saya sangat gembira walaupun saya sadar bahwa ini bukanlah perjuangan saya sendiri. Ini adalah kemenangan buat gerakan Masyarakat Adat di Indonesia. Perjuangan hak atas tanah, hak atas identitas kita itu tidak turun dari langit. Itu diperjuangkan. Kita tidak sedang melanggar hukum. Ada konstitusi yang menjamin perjuangan kita. Negara tidak akan memberikannya begitu saja kepada kita,” kata Delima.
Setelah mendapat pengakuan pemerintah, keenam komunitas masyarakat adat yang mendapatkan pengakuan tersebut berkomitmen melestarikan hutan adatnya. Enam kelompok masyarakat adat ini memiliki program pemulihan kawasan hutan adat mereka dengan mulai menanam kembali spesies hutan asli, termasuk pohon kemenyan. Di antaranya, komunitas masyarakat adat Pandumaan Sipituhuta, Nagasaribu Onan Harbangan, Bius Huta Ginjang, Janji Maria, Simenak-menak, dan Tornauli Aek Godang Adiankoting.
Delima dan KSPPM mendukung masyarakat untuk menanam kembali dan merestorasi ekosistem, sekaligus meningkatkan tutupan pohon hutan dan ketahanan iklim alami. Meski dihadapkan dengan industri paling berkuasa di Sumatera Utara, Delima dan komunitas masyarakat adat berhasil mendapatkan hak pengelolaan sah atas hutan adat masyarakat.
“Ketika bumi diganggu, perempuan yang paling merasakan dampaknya,” kata Delima Silalahi saat menjelaskan strategi gerakan yang dilakoninya sebagaimana disiarkan dalam Youtube. “Suara perempuan diperhitungkan hingga level tertinggi pemerintahan di negara ini.”
Setelah puluhan tahun mengadvokasi masyarakat yang hak-haknya tertindas, terutama masyarakat adat yang lahan-lahan adatnya tergusur oleh kehadiran kapitalisme seperti hutan haminjon di sekitar Danau Toba, Delima Silalahi akhirnya menyadari kalau suara perempuan lebih didengarkan di negeri ini. Sebab itu, ia bersama KSPPM, memberdayakan kaum perempuan agar mampu menyuarakan hak-hak mereka. Pilihan itu diwujudkan dengan memberi pelatihan dan peningkatan pengetahuan terhadap kaum perempuan, dan dengan begitu kaum perempuan kemudian maju ke garis depan untuk menuntut hak dalam aksi-aksi.
Kaum perempuan, yang selama ini selalu berada di belakang setiap kali kaum laki-laki maju untuk memperjuangkan hak-hak mereka yang dirampas, berjalan beriringan bersama kaum laki-laki untuk menyuarakan hak mereka. Efektif, sebab gerakan penolakan kehadiran PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang sebelumnya terkesan jalan di tempat, akhirnya membawa hasil positif dengan adanya dukungan pemerintah.
Selain Delima, beberapa tokoh dari Indonesia pernah mendapat penghargaan ini, yakni Loir Botor Dingit (1997),Yosepha Alomang (2001), Yuyun Ismawati (2009), Prigi Arisandi (2011), Aleta Baun (2013), dan Rudi Putra (2014).
Goldman Environmental Prize dirintis di San Francisco pada tahun 1989 oleh pemuka masyarakat dan filantropis Richard dan Rhoda Goldman.
Selama 34 tahun, yayasan ini telah menorehkan dampak yang teramat besar pada planet ini. Hingga kini, Goldman Environmental Prize telah memberi penghargaan kepada 219 pemenang, termasuk 98 perempuan di 95 negara. Sebagian besar pemenang ini kemudian menempati posisi pejabat pemerintah, kepala negara, pemimpin NGO, dan penerima Nobel.
“Kini, ketika dunia menyadari krisis lingkungan akut, seperti perubahan iklim, ekstraksi bahan bakar fosil, dan pencemaran udara dan air, kita makin sadar akan hubungan kita satu sama lain dan terhadap semua kehidupan di planet,” ujar John Goldman, Presiden Goldman Environmental Foundation. “Aktivis akar rumput di Malawi yang tengah melawan pencemaran plastik di negaranya, terhubung dengan kita, begitu pun sebaliknya. Ia mengajari cara melakukannya di tempat tinggal kita. Pekerjaan ini, dan kehidupan kita, semuanya saling terkait.”
Penyerahan Anugerah akan dirayakan dalam seremoni langsung di Opera House San Francisco pada 24 April, pukul 05:30 PM PDT atau 25 April, pukul 07.30 WIB. Ini merupakan seremoni langsung (tatap muka) pertama sejak 2019. Seremoni ini akan dipandu oleh pendiri Outdoor Afro, Rue Mapp, beserta musisi tamu Aloe Blacc.
Seremoni kedua akan diselenggarakan di Eisenhower Theater yang berlokasi di John F. Kennedy Center for the Performing Arts, Washington, DC, pada 26 April 2023, pukul 7:00 PM EDT. Seremoni ini akan dipandu jurnalis pemenang Anugerah Pulitzer dengan sambutan khusus oleh Nancy Pelosi, Mantan Ketua DPR AS. (*)